Ibu Seung Jo mengatakan pada semuanya bahwa mereka harus membatalkan semua agenda di hari Rabu karena hari itu adalah hari penting untuk keluarga mereka, yaitu hari pernikahan Seung Jo dan Ha Ni. Semuanya bereaksi sama mendengar pengumuman itu, sangat kaget, apalagi Seung Jo. (Pertamanya, mereka ga sadar dengan pengumuman Ibu Baek itu, tapi mereka langsung sadar bebarengan dan kaget, kayak slow motion gitu, mirip sinet Indo, hehehe...tapi lucu ngeliat mereka)
Dia langsung protes pada ibunya bahwa dia memang ingin menikah dengan Ha Ni, tapi itu akan di lakukan setelah mereka selesai kuliah.
Ibu Seung Jo tetap pada pendiriannya, (aku suka sama Ibu Baek ^^) karena menurutnya jika mereka menikah lebih cepat itu lebih baik bagi mereka, lagipula Seung Jo juga akan segera masuk wajib militer. Dan juga ternyata Ibu Baek sudah mempersiapkan segalanya. (wah enak nih punya mertua kayak ibunya Seung Jo). Pak Baek (ayah Seung Jo) dan Eun Jo ingin protes juga tapi mereka tahu itu sia-sia karena jika Ibu Baek (Ibu Seung Jo) sudah memutuskan sesuatu, maka tidak ada yang bisa melawan, karenanya mereka tidak jadi berkomentar lebih lanjut.
Ibu Seung Jo tetap pada pendiriannya, (aku suka sama Ibu Baek ^^) karena menurutnya jika mereka menikah lebih cepat itu lebih baik bagi mereka, lagipula Seung Jo juga akan segera masuk wajib militer. Dan juga ternyata Ibu Baek sudah mempersiapkan segalanya. (wah enak nih punya mertua kayak ibunya Seung Jo). Pak Baek (ayah Seung Jo) dan Eun Jo ingin protes juga tapi mereka tahu itu sia-sia karena jika Ibu Baek (Ibu Seung Jo) sudah memutuskan sesuatu, maka tidak ada yang bisa melawan, karenanya mereka tidak jadi berkomentar lebih lanjut.
Ibu Baek dengan muka tak bersalah, berdiri dan meninggalkan meja makan. Seung Jo hanya bisa kesal pada ibunya yang selalu mengatur dan mencampuri semua urusan hidupnya.
Ha Ni tentu saja sangat senang dengan rencana itu, tapi demi melihat air muka Seung Jo yang masih kesal, Ha Ni mencoba untuk tidak berlebihan menunjukkan rasa senangnya, dia cuma senyum-senyum aja. (padahal dalam hatinya, pasti dia udah teriak-teriak dan jingkrak-jingkrak tuh).
Pak Oh terlihat sedang serius berfikir, kemudian Ibu Baek mendatanginya dan tanya apakah dia sudah melampaui batas dengan rencana pernikahan Seung Jo dan Ha Ni yang begitu mendadak. Semua itu dia lakukan karena dia sangat menyayangi Ha Ni dan lagipula Seung Jo dan Ha Ni sudah lama tinggal bersama, jadi jika mereka menikah cepat, maka semuanya akan lebih mudah bagi mereka berdua dan juga keluarga ini. Ibu Baek sedikit khawatir jika mereka melakukan hal yang tidak-tidak sebelum menikah, jadi menurutnya pernikahan Seung Jo dan Ha Ni ini adalah ide yang bagus. (hihiihi... emangnya mereka mau ngapain bu?) Pak Oh terlihat setuju dengan pendapat Ibu Baek. Hanya saja, Pak Oh masih bingung dengan apa yang harus dia lakukan dalam persiapan pernikahan anaknya nanti. Ibu Baek menjelaskan pada sahabatnya itu bahwa semuanya sudah diatur oleh dia dan Pak Oh tinggal mempersiapakan cincin kawin dan gaun pengantin saja.
Pak Oh sebenarnya juga merasa (sedikit) sedih dengan pernikahan ini, karena dia akan menyerahkan putri satu-satunya yang sangat dia sayangi kepada orang lain dan membiarkan Seung Jo menjaga Ha Ni. Perasaan wajar yang juga dialami oleh orang tua terutama orang tua tunggal ketika menghadapi pernikahan putrinya, karena cepat atau lambat anaknya itu juga akan menikah.
Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah sedang asyik makan mie di warung ayah Ha Ni. Ha Ni cerita pada sahabat baiknya itu bahwa Ibu Seung Jo sudah mengumumkan waktu pernikahannya dengan Seung Jo dan itu adalah minggu depan. Joo Ri dan Min Ah ikut berbahagia untuk Ha Ni dan Seung Jo, mereka berdua juga memuji Ibu Seung Jo yang sangat keren karena bisa melakukan hal-hal yang tidak mereka sangka-sangka. Joon Gu hari itu tidak semangat bekerja, dia juga terlihat murung. Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah juga heran karena tidak biasa-biasanya Joon Gu terlihat lesu dan lagi dia tidak pernah tidak menyapa mereka. Ha Ni jadi tidak enak hati pada Joon Gu setelah tahu bahwa ternyata Joon Gu sudah mendengar rencana pernikahannya dengan Seung Jo dari ayahnya.
Kemudian, seorang gadis cantik bule masuk ke warung itu, membuat semuanya bingung karena tidak ada yang bisa berbahasa inggris dengan baik. Mereka mengira gadis bule itu tidak bisa Bahasa Korea. Pak Oh maju menyambut gadis itu dan menyapanya dalam Bahasa Inggris, "hi.." dan mengucapkan "thank you" (wkwkwk... hanya ngomong itu saja, hehehe...). Lalu dia menyuruh Ha Ni untuk menghadapi bule itu lebih lanjut (hahaha...padahal Pak Oh juga tahu kalau Ha Ni ga pinter inggris, lucu banget deh scene ini). Dengan sangat mengejutkan, gadis bule itu berbicara lancar menggunakan Bahasa Korea (hahahah... padahal udah liat muka Ha Ni yang was-was) dan dia pesan semangkuk mie, ternyata dia memang datang karena penasaran ingin mencicipi mie dari warung Pak Oh yang sudah terkenal ke seantero korea (yang ini aku lebayy ^^).
Pak Oh sebenarnya juga merasa (sedikit) sedih dengan pernikahan ini, karena dia akan menyerahkan putri satu-satunya yang sangat dia sayangi kepada orang lain dan membiarkan Seung Jo menjaga Ha Ni. Perasaan wajar yang juga dialami oleh orang tua terutama orang tua tunggal ketika menghadapi pernikahan putrinya, karena cepat atau lambat anaknya itu juga akan menikah.
Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah sedang asyik makan mie di warung ayah Ha Ni. Ha Ni cerita pada sahabat baiknya itu bahwa Ibu Seung Jo sudah mengumumkan waktu pernikahannya dengan Seung Jo dan itu adalah minggu depan. Joo Ri dan Min Ah ikut berbahagia untuk Ha Ni dan Seung Jo, mereka berdua juga memuji Ibu Seung Jo yang sangat keren karena bisa melakukan hal-hal yang tidak mereka sangka-sangka. Joon Gu hari itu tidak semangat bekerja, dia juga terlihat murung. Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah juga heran karena tidak biasa-biasanya Joon Gu terlihat lesu dan lagi dia tidak pernah tidak menyapa mereka. Ha Ni jadi tidak enak hati pada Joon Gu setelah tahu bahwa ternyata Joon Gu sudah mendengar rencana pernikahannya dengan Seung Jo dari ayahnya.
Kemudian, seorang gadis cantik bule masuk ke warung itu, membuat semuanya bingung karena tidak ada yang bisa berbahasa inggris dengan baik. Mereka mengira gadis bule itu tidak bisa Bahasa Korea. Pak Oh maju menyambut gadis itu dan menyapanya dalam Bahasa Inggris, "hi.." dan mengucapkan "thank you" (wkwkwk... hanya ngomong itu saja, hehehe...). Lalu dia menyuruh Ha Ni untuk menghadapi bule itu lebih lanjut (hahaha...padahal Pak Oh juga tahu kalau Ha Ni ga pinter inggris, lucu banget deh scene ini). Dengan sangat mengejutkan, gadis bule itu berbicara lancar menggunakan Bahasa Korea (hahahah... padahal udah liat muka Ha Ni yang was-was) dan dia pesan semangkuk mie, ternyata dia memang datang karena penasaran ingin mencicipi mie dari warung Pak Oh yang sudah terkenal ke seantero korea (yang ini aku lebayy ^^).
Gadis bule itu makan mie dengan lahap dan terlihat jelas dia menikmati mie lezat itu (aarrrgghh.... jadi laper, pengen mie itu juga). Dia ngobrol dengan Ha Ni dan sahabatnya, ternyata gadis bule itu namanya Christine, dia adalah keturunan Korea-Inggris. Ibunya orang Korea asli sedangkan ayahnya orang Inggris. Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah manggut-manggut aja dengar penjelasan Christine. Christine memuji mie yang enak itu dan tanya siapa yang buat, Joon Gu lah yang membuat mie itu. Christine mengangkat sendoknya dan juga memuji Joon Gu yang sudah membuat mie yang sangat lezat. Joon Gu tersenyum mengangguk mendengar pujian Christine, tapi dia masih sedih karena baru saja kehilangan Ha Ni (wah, pas sedih aja mie nya enak palagi pas dia berbungan-bunga ya, pasti tambah enak karena bumbunya bumbu cinta, halah!!).
Ha Ni dan Seung Jo pergi ke toko untuk membeli cincin, Seung Jo jalan dengan ogah-ogahan. Sampai di toko cincin, Seung Jo menolak semua pilihan Ha Ni, dia komentar setiap kali Ha Ni milih cincin, terlalu fancy-lah, terlalu mewah-lah, pokoknya Seung Jo ga cocok dengan cincinya. Ha Ni yang kesal meminta Seung Jo untuk memilih sendiri cincinya, lalu Seung Jo bilang bahwa dia tidak ingin dan tidak perlu pakai cincin. Menurut Seung Jo cincin hanya membelenggunya dan dia heran kenapa setiap orang memakai cincin sebagai simbol cinta. (Seung Jo ini memang bisa dibilang bukan tipikal co yang romantis, hahaha...poor Ha Ni) Tapi bukan Ha Ni namanya kalau dia menyerah gitu aja, dia memaksa Seung Jo untuk makai cincin, untuk menunjukkan pada seluruh dunia bahwa dia sudah menikah. (Jadi inget Mi Ho dan Dae Woong, kangen mereka...)
Seung Jo juga tidak mau kalah dan dia bilang kalau cincin bukanlah deklarasi cinta yang sebenarnya tapi justru cincin adalah simbol belenggu. Seung Jo lalu keluar dari toko, meninggalkan Ha Ni yang kesal dan iri melihat pasangan lain yang juga sedang memilih cincin dan si laki-laki penuh semangat. (Poor Ha Ni.. susahnya nikah ama orang pinter dan gengsian)
Ketika sampai di salon pengantinpun, Seung Jo masih tidak bisa diajak kerjasama. Dia menolak untuk masuk salon karena dia masih punya jas yang bagus di rumah untuk dipakai di pernikahannya nanti, dan lagi dia tidak ingin membuang uang untuk membeli barang yang dia pakai hanya sekali. Dia mengatakan pada Ha Ni untuk masuk sendiri dan mencoba gaunnya, dan akan menunggu Ha Ni di suatu tempat. (Ya ampuuunn... bener-bener keterlaluan nih calon pengantin pria)
Ha Ni terlihat kecewa dengan perkataan Seung Jo. Setelah itu Ha Ni menyarankan pada Seung Jo untuk merubah rencana mereka dan pergi untuk foto pra-wedding. Dan lagi-lagi Seung Jo mengecewakan Ha Ni, dia tidak mau pergi karena menurutnya foto pra-wedding seperti itu sungguh aneh. Seung Jo juga tidak mau diarah-arahkan gayanya oleh fotografernya nanti, seperti : lihat ke sini pengantin, ayo senyum, mendekat sedikit, dsb, karena itu dia tidak mau pergi. (Seung Jo ini kan kaku, jangankan untuk berpose manis, senyum aja dia susah, padahal kalau senyum kan manis juga ^^)
Ha Ni sudah habis kesabaran dan dia sangat kesal dengan kelakuan Seung Jo yang sama sekali tidak bekerja sama dengannya dan seperti tidak berniat mempersiapkan pernikahan mereka. Ha Ni bertanya dengan kesal, jika Seung Jo tidak ingin memilih cincin, tidak mau berfoto pra-wedding, lalu kenapa dia mau saja keluar dengannya.
Seung Jo dengan entengnya menjawab kalau dia bosan di rumah, maka dari itu dia pergi keluar dengan Ha Ni. Ha Ni dengan keras [teriak] bilang kalau dia hanya ingin Seung Jo ikut aktif berpartisipasi dalam persiapan pernikahan mereka, jadi bukan Ha Ni saja yang aktif. Ha Ni dan Seung Jo ribut di pinggir jalan dan orang-orang memandangi mereka. Seung Jo malu dan mengingatkan Ha Ni bahwa mereka sedang di jalan dan kelakuan Ha Ni itu memalukan. Seung Jo tidak sadar, justru yang memalukan itu kelakuannya sendiri. Ha Ni malu jika ingat saat mereka di toko cincin tadi, bagaimana orang lain melihat dan bertanya-tanya tentang kelakuan Seung Jo yang tidak ingin memakai cincin dan bagaimana orang-orang itu akan berpikir tentang dirinya [Ha Ni].
Ha Ni lelah bersama dengan Seung Jo, Seung Jo lalu memotong kata-kata Ha Ni dan bilang bahwa tidak heran banyak pasangan yang dalam persiapan pernikahan justru putus di tengah jalan. Setelah itu, Seung Jo berlalu pergi, meninggalkan Ha Ni. (lagi!!! dasar Seung Jo, pengen aku getok-getok)
Tubi kontinyuuuutt...bersambung part 2 ya ^^
5 komen ^__^:
Sinopsis ini khusus aku buat untuk seseorang [orang yang udah request PK ke Aya] hehehe ^^
Buat semua yang baca ini, silakan menikmati ya... maaf kalo kurang banyak, hahahaha
aaa...penasaran
ditunggu sinopsis selanjutx yah..!
gamsahamnida..
aya lanjutkan....
aku suka....
mba Aya ayo lanjut,haduh suka bgt..dah
jngn lma2 ya mba ku sayang..hahahaha..
Seung Jo..amit amit dah dngiN kya kulkas 0 drajat hahaha
Ayaaaa.... disiniiii
Posting Komentar