Rupanya, ibu Shuji sedang ada di sebuah restoran di luar negeri,”Apa kalian baik-baik saja? Apa maksudmu aku ada dimana? Aku ada di Nigeria! Aku sedang bekerja. Apa makan malam kalian kali ini?”, tanya ibu Shuji ceria. Shuji, Koji dan ayahnya lega karena ternyata ibu mereka masih hidup, mereka lalu tertawa gembira bersama.
Keesokan harinya, Shuji sekolah seperti biasanya dan dia masih setia mengunjungi bekas area pohon willow di tepi sungai.
Saat Shuji sedang main basket bersama Mariko, dia melihat Kotani yang makan siang menyendiri, Shuji berusaha untuk tidak peduli pada urusan Kotani.
Shuji dan Kusano melihat Kotani yang sedang dikerjai Bando dan kawanannya di kamar mandi. Mereka menyiram Kotani dengan air hingga baju seragam Kotani basah. Kusano mengamati dengan tatapan tidak suka sementara Shuji berusaha cuek. Bando dan kawanannya berhenti saat mereka melihat Kusano ada di belakang mereka dan melihat semuanya. “Pergi kalian semua”, kata Kusano pada Bando dan kawanannya. “Jangan masuk ke kamar mandi perempuan!”, seru Bando kesal lalu menyiram Kusano dengan selang air. Shuji tak tahan dan akhirnya masuk juga,”Hai kalian, Sebastian datang!”, katanya mengalihkan perhatian Bando dan kawanannya agar mereka pergi.
Shuji lalu mengulurkan tangannya pada Kotani agar Kotani berdiri, tapi Kotani tak juga bereaksi. Akhirnya Shuji menarik Kotani dan mengajaknya ke atap sekolah untuk mengeringkan baju Kotani dan Kusano yang basah.
Shuji : Kau! bisakah kau berperilaku lebih normal?
Kusano : Ya ya, merubah dirimu bisa membuat perubahan besar.
Kotani : Tak ada apapun yang bisa kuubah.
Shuji : Tidak ada?
Kotani : Tidak. Tidak mungkin. Tak ada apapun yang bisa kuubah.
Kusano : Kenapa menyerah dari awal?
Kotani : Dulu aku pernah berpikir untuk merubah diriku. Ibuku menikah lagi, aku punya ayah baru tapi aku tak begitu saja menerimanya. Kemudian kupikir itu sungguh buruk jadi aku mencoba dengan keras, aku mencoba sangat keras dan berkata
“Ayah…”, panggil Kotani kecil pada ayah tirinya yang sedang sibuk memperbaiki alat elektronik. Ayahnya menoleh dan berkata,”Ah gomen [maaf] aku menikahi ibumu, tapi aku bukan ayahmu”. Kata-kata ayah tiri Kotani saat itu membuat Kotani kecil sangat sedih.
Kotani : Aku malu. Aku sangat malu hingga aku ingin menghilang. Kata-kata bahwa jika kau berusaha maka kau akan berhasil atau jika kau membuka hatimu pada orang lain maka kau akan mendapatkannya… Aku tidak percaya hal seperti itu. Maksudku, bahkan jika aku membuka hatiku, aku hanya akan merasa menderita.
Kusano menghela nafas : Kau tidak boleh mengatakan hal itu.
Kotani : Aku tidak peduli. Aku sudah sering dipermainkan, selalu seperti itu. Dan mungkin juga mulai sekarang.